Rabu, 23 April 2008

TRANSFORMATOR

BY: RICKY EKO HP

TRANSFORMATOR

Transformator adalah suatu alat listrik yang dapat memindahkan dan mengubah energi listrik dari satu atau lebih rangkaian listrik ke rangkaian listrik yang lain, melalui suatu gandengan magnet dan berdasarkan prinsip induksi-elektromagnet. Transformator digunakan secara luas, baik dalam bidang tenaga listrik maupun elektronika. Penggunaan transformator dalam sistem tenaga memungkinkan terpilihnya tegangan yang sesuai , dan ekonomis untuk tiap-tiap keperluan misalnya kebutuhan akan tegangan tinggi dalam pengiriman daya listrik jarak jauh.

Dalam bidang elektronika, transformator digunakan antara lain sebagai gandengan impedansi antara sumber dan beban; untuk memisahkan satu rangkain dari rangkaian yang lain; dan untuk menghambat arus searah sambil tetap melakukan atau mengalirkan arus bolak-balik antara rangkaian. Berdasarkan frekuensi, transformator dapat dikelompokkan sebagai berikut :

(1) frekuensi daya, 50 – 60 c/s;
(2) frekuensi pendengaran, 50 c/s – 20 kc/s;
(3) frekuensi radio, diatas 30 kc/s.

Dalam bidang tenaga listrik pemakaian transformator dikelompokkan menjadi :

(1) transformatror daya;
(2) transformatror distribusi;
(3) transformatror pengukuran, yang terdiri dari atas transformator arus dan transformator tegangan.

Kerja transformator yang berdasarkan induksi-elektromagnetik, menghendaki adanya gandengan magnet antara rangkaian primer dan sekunder. Gandengan magnet ini berupa inti besi tempat melakukan fluks bersama.

Berdasarkan cara melilitkan kumparan pada inti, dikenal dua macam transformator, yaitu tipe inti dan tipe cangkang.

KEADAAN TRANSFORMATOR TANPA BEBAN



Bila kumparan primer suatu transformator dihubungkan dengansumber tegangan V1 yang sinusoid, akan mengalirlah arus primer Io yang juga sinusoid dan dengan mengannggap belitan N1 reaktif murni, Io akan tertinggal 90o dari V1 (Gambar 4.2b). Arus primer Io menimbulkan fluks (f) yang sefasa dan juga berbentuk sinusoid.

f = fmaks sin wt

Fluks yang sinusoid ini akan menghasilkan tegangan induksi e1 (Hukum Faraday).

(tertinggal 90o dari f)

Harga efektifnya

Pada rangkaian sekunder, fluks (f) bersama tadi menimbulkan

sehingga

Dengan mengabaikan rugi tahanan dan adanya fluks bocor,

a = perbandingan transformasi

Dalam hai ini tegangan E1 mempunyai kebesaran yang sama tetapi berlawanan arah dengan tegangan sumber V1.

ARUS PENGUAT

Arus primer Io yang mengalir pada saat kumparan sekunder tidak dibebani disebut arus penguat. Dalam kenyataannya arus primer Io bukanlah merupakan arus induktif murni, hingga ia terdiri atas dua komponen (Gambar 4.3):

(1) Komponen arus pemagnetan IM, yang menghasilkan fluks (f). Karena sifat besi yang non linier (ingat kurva B-H), maka arus pemagnetan IM dan juga fluks (f) dalam kenyataannya tidak berbentuk sinusoid (gambar 4.4).

(2) Komponen arus rugi tembaga IC, menyatakan daya yang hilang akibat adanya rugi histeris dan ‘arus eddy’. IC sefasa dengan V1, dnegan demikian hasil perkaliannya (IC x V1) merupakan daya (watt) yang hilang.





KEADAAN BERBEBAN

Apabila kumparan sekunder dihubungkan dengan beban ZL, I2 mengalir pada kumparan sekunder, di mana I2 = V2/ZL dengan q2 = faktor kerja beban.




Arus beban I2 ini akan menimbulkan gaya gerak magnet (ggm) N2I2 yang cenderung menentang fluks (
f) bersama yang telah ada akibat arus pemagnetan IM. Agar fluks bersama itu tidak berubah nilainya, pada kumparan primer harus mengalir arus I’2, yang menentang fluks yang dibangkitkan oleh arus beban I2, hingga keseluruhan arus yang mengalir pada primer menjadi :

I1 = Io + I’2

Bila rugi besi diabaikan (IC diabaikan) maka Io = IM

I1 = IM + I’2

Untuk menjaga agar fluks tetap tidak berubah sebesar ggm yang dihasilkan oleh arus pemagnetan IM saja, berlaku hubungan :

N1IM = N1I1 – N2I2
N1IM = N­1(IM + I’2) – N2I2

Sehingga

N1I’2 = N2I2

Karena nilai IM dianggap kecil maka I’2 = I1

Jadi,

N1I1 = N2I2 atau I1/I2 = N2/N1

Tidak ada komentar: