Kamis, 24 April 2008

TRANSISTOR

BY:IRNA

Tipe

PNP P-channel
NPN N-channel
BJT
JFET
BJT and JFET symbols

Transistors are categorized by:

  • Semiconductor material: germanium, silicon, gallium arsenide, silicon carbide
  • Structure: BJT, JFET, IGFET (MOSFET), IGBT, "other types"
  • Polarity: NPN, PNP, N-channel, P-channel
  • Maximum power rating: low, medium, high
  • Maximum operating frequency: low, medium, high, radio frequency (RF), microwave (The maximum effective frequency of a transistor is denoted by the term fT, an abbreviation for "frequency of transition." The frequency of transition is the frequency at which the transistor yields unity gain).
  • Application: switch, general purpose, audio, high voltage, super-beta, matched pair
  • Physical packaging: through hole metal, through hole plastic, surface mount, ball grid array

Thus, a particular transistor may be described as: silicon, surface mount, BJT, NPN, low power, high frequency switch.

Rabu, 23 April 2008

PEmbangkit tEnagA PiSang

by. Shendy Akbar Andhyka 1PB _A-IP

Pembangkit Listrik Tenaga Pisang
BRISBANE -- Australia tak hanya perhatian dengan sumber energi terbarukan yang tersedia langsung di alam seperti sinar matahari. Mereka juga mencari sumber energi baru itu dari limbah tanaman. Jadilah pembangkit listrik berbahan bakar pisang.
Teknologi itu dikembangkan para insinyur University of Queensland di Brisbane, Australia. Mereka berharap dapat membangun sebuah pembangkit listrik skala besar yang mampu menyalurkan listrik ke 500 rumah.
Ide ini bermula dari risinya mereka melihat berlimpahnya pisang yang baru dipanen. Bertandan-tandan pisang dibiarkan tak terangkut ke pasar setiap tahunnya. Sebagian besar memang tidak dapat masuk ke toko-toko buah dan dibiarkan membusuk di tanah. Betapa tidak, North Queensland merupakan penghasil pisang tertinggi di Australia. Sekitar 80 persen atau 254 ton dari total produksi pisang Australia berasal dari sini. Ada sekitar 11 ribu hektare kebun pisang dari hampir 600 petani pisang di wilayah itu. Sayangnya, setiap tahunnya lebih dari 20 ribu ton pisang yang tidak dapat masuk ke toko buah. Pisang-pisang itu, jika terus berada di tanah, dapat merusak tanah itu sendiri. Itulah alasan mengapa Australian Banana Growers' Council menemui doktor Bill Clarke, dosen teknik di University of Queensland dan mengajukan gagasan untuk menjadikan pisang-pisang itu sebagai bahan bakar untuk pembangkit listrik. Bill Clarke memang patut ditemui karena ia telah berhasil membangkitkan listrik dari pisang di laboratoriumnya. Teknologi yang digunakan Clarke terbilang sederhana. Ia memasukkan pisang-pisang ke dalam peti penampungan yang tertutup rapat. Pisang-pisang itu dibiarkan terdekomposisi sehingga menghasilkan gas metana. Kemudian, gas yang dihasilkan menjadi sumber tenaga untuk turbin yang menghasilkan listrik. Sejauh ini, pembangkit kecil skala laboratorium itu berjalan lancar. Tetapi, masih dibutuhkan pengujian apakah gagasan ini dapat dikembangkan secara komersial, setidaknya untuk saat ini. "Kami tak tahu apakah pisang merupakan sebuah sumber energi yang berbiaya efektif," kata Clarke. Tentu saja, soalnya parameter riset Clarke khusus dirancang untuk menemukan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mengubah pisang menjadi metana dan berapa banyak gas metana yang dihasilkan. Riset itu juga melibatkan jenis bahan baku pisang yang dimasukkan, seperti pisang yang telah dijadikan bubur atau berupa irisan untuk menemukan cara paling efektif membuatnya terdekomposisi. Juga menambahkan enzim tertentu yang dapat mempercepatnya. Namun, Clarke menjanjikan bahwa pada Februari tahun depan, ia sudah dapat memastikan apakah pisang merupakan sumber energi yang memungkinkan. Jika jawabannya ya, tak menutup kemungkinan industri pisang akan membangun sebuah pembangkit listrik tenaga pisang yang mampu menyalurkan energi ke 500 rumah tangga. Kalaulah ini terwujud, petani pisang akan mendapat sumber pendapatan baru. Mereka tak lagi harus menjual pisang hanya ke toko buah atau pasar, tapi juga ke pemilik pembangkit listrik tenaga pisang tersebut. Meski potensi keuntungan yang dapat menggiurkan, Clarke juga mengingatkan kelemahan teknologi ini: butuh pisang yang amat banyak untuk menghasilkan sedikit listrik saja. Ia memberi contoh: butuh 60 kilogram pisang untuk dapat menyalakan alat elektronik rumah tangga seperti kipas pemanas ruangan (sekitar 1.000 watt) selama 30 jam.dody hidayat/bbc news/australian banana growers' council

TRANSFORMATOR

BY: RICKY EKO HP

TRANSFORMATOR

Transformator adalah suatu alat listrik yang dapat memindahkan dan mengubah energi listrik dari satu atau lebih rangkaian listrik ke rangkaian listrik yang lain, melalui suatu gandengan magnet dan berdasarkan prinsip induksi-elektromagnet. Transformator digunakan secara luas, baik dalam bidang tenaga listrik maupun elektronika. Penggunaan transformator dalam sistem tenaga memungkinkan terpilihnya tegangan yang sesuai , dan ekonomis untuk tiap-tiap keperluan misalnya kebutuhan akan tegangan tinggi dalam pengiriman daya listrik jarak jauh.

Dalam bidang elektronika, transformator digunakan antara lain sebagai gandengan impedansi antara sumber dan beban; untuk memisahkan satu rangkain dari rangkaian yang lain; dan untuk menghambat arus searah sambil tetap melakukan atau mengalirkan arus bolak-balik antara rangkaian. Berdasarkan frekuensi, transformator dapat dikelompokkan sebagai berikut :

(1) frekuensi daya, 50 – 60 c/s;
(2) frekuensi pendengaran, 50 c/s – 20 kc/s;
(3) frekuensi radio, diatas 30 kc/s.

Dalam bidang tenaga listrik pemakaian transformator dikelompokkan menjadi :

(1) transformatror daya;
(2) transformatror distribusi;
(3) transformatror pengukuran, yang terdiri dari atas transformator arus dan transformator tegangan.

Kerja transformator yang berdasarkan induksi-elektromagnetik, menghendaki adanya gandengan magnet antara rangkaian primer dan sekunder. Gandengan magnet ini berupa inti besi tempat melakukan fluks bersama.

Berdasarkan cara melilitkan kumparan pada inti, dikenal dua macam transformator, yaitu tipe inti dan tipe cangkang.

KEADAAN TRANSFORMATOR TANPA BEBAN



Bila kumparan primer suatu transformator dihubungkan dengansumber tegangan V1 yang sinusoid, akan mengalirlah arus primer Io yang juga sinusoid dan dengan mengannggap belitan N1 reaktif murni, Io akan tertinggal 90o dari V1 (Gambar 4.2b). Arus primer Io menimbulkan fluks (f) yang sefasa dan juga berbentuk sinusoid.

f = fmaks sin wt

Fluks yang sinusoid ini akan menghasilkan tegangan induksi e1 (Hukum Faraday).

(tertinggal 90o dari f)

Harga efektifnya

Pada rangkaian sekunder, fluks (f) bersama tadi menimbulkan

sehingga

Dengan mengabaikan rugi tahanan dan adanya fluks bocor,

a = perbandingan transformasi

Dalam hai ini tegangan E1 mempunyai kebesaran yang sama tetapi berlawanan arah dengan tegangan sumber V1.

ARUS PENGUAT

Arus primer Io yang mengalir pada saat kumparan sekunder tidak dibebani disebut arus penguat. Dalam kenyataannya arus primer Io bukanlah merupakan arus induktif murni, hingga ia terdiri atas dua komponen (Gambar 4.3):

(1) Komponen arus pemagnetan IM, yang menghasilkan fluks (f). Karena sifat besi yang non linier (ingat kurva B-H), maka arus pemagnetan IM dan juga fluks (f) dalam kenyataannya tidak berbentuk sinusoid (gambar 4.4).

(2) Komponen arus rugi tembaga IC, menyatakan daya yang hilang akibat adanya rugi histeris dan ‘arus eddy’. IC sefasa dengan V1, dnegan demikian hasil perkaliannya (IC x V1) merupakan daya (watt) yang hilang.





KEADAAN BERBEBAN

Apabila kumparan sekunder dihubungkan dengan beban ZL, I2 mengalir pada kumparan sekunder, di mana I2 = V2/ZL dengan q2 = faktor kerja beban.




Arus beban I2 ini akan menimbulkan gaya gerak magnet (ggm) N2I2 yang cenderung menentang fluks (
f) bersama yang telah ada akibat arus pemagnetan IM. Agar fluks bersama itu tidak berubah nilainya, pada kumparan primer harus mengalir arus I’2, yang menentang fluks yang dibangkitkan oleh arus beban I2, hingga keseluruhan arus yang mengalir pada primer menjadi :

I1 = Io + I’2

Bila rugi besi diabaikan (IC diabaikan) maka Io = IM

I1 = IM + I’2

Untuk menjaga agar fluks tetap tidak berubah sebesar ggm yang dihasilkan oleh arus pemagnetan IM saja, berlaku hubungan :

N1IM = N1I1 – N2I2
N1IM = N­1(IM + I’2) – N2I2

Sehingga

N1I’2 = N2I2

Karena nilai IM dianggap kecil maka I’2 = I1

Jadi,

N1I1 = N2I2 atau I1/I2 = N2/N1

GENERATOR

RASCAL STREET COMUNITY
"Generator" beralih ke sini. Untuk penggunaan lain, lihat generator (disambiguasi)
Generator abad 20 awal
Generator abad 20 awal

Generator listrik adalah sebuah alat yang memproduksi energi listrik dari sumber energi mekanikal. Proses ini dikenal sebagai pembangkit listrik.




Pengembangan

Sebelum hubungan antara magnet dan listrik ditemukan, generator menggunakan prinsip elektrostatik. Mesin Wimshurst menggunakan induksi elektrostatik atau "influence". Generator Van de Graaff menggunakan satu dari dua mekanisme:

  • Penyaluran muatan dari elektroda voltase-tinggi
  • Muatan yang dibuat oleh efek triboelectric menggunakan pemisahan dua insulator

Generator elektrostatik tidak efisien dan berguna hanya untuk eksperimen saintifik yang membutuhkan voltase tinggi.

[sunting] Faraday

Generator portabel (pandangan samping)
Generator portabel (pandangan samping)
Generator portabel (pandangan sudut)
Generator portabel (pandangan sudut)

Pada 1831-1832 Michael Faraday menemukan bahwa perbedaan potensial dihasilkan antara ujung-ujung konduktor listrik yang bergerak tegak lurus terhadap medan magnet. Dia membuat generator elektromagnetik pertama berdasarkan efek ini, menggunakan cakram tembaga yang berputar antara kutub magnet tapal kuda. Proses ini menghasilkan arus searah yang kecil.

[sunting] Dinamo

Dinamo adalah generator listrik pertama yang mampu mengantarkan tenaga untuk industri, dan masih merupakan generator terpenting yang digunakan pada abad 21. Dinamo menggunakan prinsip elektromagnetisme untuk mengubah putaran mekanik menjadi listrik arus bolak-balik.

Dinamo pertama berdasarkan prinsip Faraday dibuat pada 1832 oleh Hippolyte Pixii, seorang pembuat alat Prancis. Alat ini menggunakan magnet permanen yang diputar oleh sebuah "crank". Magnet yang berputar diletakaan sedemikian rupa sehingga kutub utara dan selatannya melewati sebongkah besi yang dibungkus dengan kawat. Pixii menemukan bahwa magnet yang berputar memproduksi sebuah pulsa arus di kawat setiap kali sebuah kutub melewati "coil". Lebih jauh lagi, kutub utara dan selatan magnet menginduksi arus di arah yang berlawanan. Dengan menambah sebuah komutator, Pixii dapat mengubah arus bolak-balik menjadi arus searah.

[sunting] Dinamo Gramme

Namun, kedua desain di atas menderita masalah yang sama: mereka menginduksi "spike" arus diikuti tanpa arus sama sekali. Antonio Pacinotti, seorang ilmuwan Italia, memperbaikinya dengan mengganti "coil" berputar dengan yang "toroidal", yang dia ciptakan dengan mebungkus cincin besi. Ini berarti bahwa sebagian dari "coil" terus melewati magnet, membuat arus menjadi lancar. Zénobe Gramme menciptakan kembali desain ini beberapa tahun kemudian ketika mendesain pembangkit listrik komersial untuk pertama kalinya, di Paris pada 1870-an. Desainnya sekarang dikenal dengan nama dinamo Gramme. Beberapa versi dan peningkatan lain telah dibuat, tetapi konsep dasar dari memutar loop kawat yang tak pernah habis tetap berada di hati semua dinamo modern.


ELEKTRONIK DALAM PEMBANGKIT


STREET GHOST (PM)

Siklus PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga Uap)

Sebenarnya sudah lama banget pingin nulis tentang hal yang satu ini. Secara aku kerja di lingkungan pembangkitan meski tidak terjun langsung menangani hal-hal teknis pembangkit.

Jika menerangkan tentang Siklus PLTU, hal pertama yang harus diketahui adalah bahan baku dari PLTU itu sendiri yakni air, serta bahan baker tentunya. Air ini bukan sembarang air. Air yang digunakan dalam siklus PLTU ini disebut air demin, yakni air yang mempunyai kadar conductivity (Kemampuan untuk menghantarkan listrik) sebesar 0.2 us (mikro siemen). Sebagai perbandingan air mineral yang kita minum sehari-hari mempunyai kadar conductivity Sekitar 100 – 200 us. Untuk mendapatkan air demin ini, setiap unit PLTU biasanya dilengkapi dengan Desalination Plant dan Demineralization Plant yang berfungsi untuk memproduksi air demin ini. Tapi disini tidak dibahas tentang Desalination Plant maupun Demineralization Plant.

Jika kita melihat secara sederhana bagaimana siklus PLTU itu, lihat saja proses memasak air. Air dimasak hingga menguap dan uap ini lah yang digunakan untuk memutar turbin dan generator yang nantinya akan menghasilkan energi listrik.

  1. Pertama-tama air demin ini berada di sebuah tempat bernama Hotwell.
  2. Dari Hotwell, air mengalir menuju Condensate Pump untuk kemudian dipompakan menuju dearator. Lokasi hotwell dan condensate pump terletak di lantai paling dasar dari pembangkit atau biasa disebut Ground Floor. Sedangkan letak dearator yang akan dituju oleh si air ini berada di lantai atas (tetapi bukan yang paling atas). Sebagai ilustrasi di PLTU Muara Karang unit 4, dearator terletak di lantai 5 unit dari 7 lantai yang ada.
  3. Di dearator air akan mengalami proses pelepasan ion-ion mineral yang masih tersisa di air dan tidak diperlukan seperti Oksigen dan lainnya. Agar proses pelepasan ini berlangsung sempurna, suhu air harus memenuhi suhu yang disyaratkan. Oleh karena itulah selama perjalanan menuju Dearator, air mengalamai beberapa proses pemanasan oleh peralatan yang disebut LP (Low Pressure) Heater.
  4. Dari dearator, air turun kembali ke Ground Floor. Sesampainya di Ground Floor, air langsung dipompakan oleh Boiler Feed Pump / BFP (Pompa air pengisi) menuju Boiler atau tempat “memasak” air. Bisa dibayangkan Boiler ini seperti panci, tetapi panci berukuran raksasa. Air yang dipompakan ini adalah air yang bertekanan tinggi, karena itu syarat agar uap yang dihasilkan juga bertekanan tinggi. Karena itulah konstruksi PLTU membuat dearator berada di lantai atas dan BFP berada di lantai dasar. Karena dengan meluncurnya air dari ketinggian membuat air menjadi bertekanan tinggi.
  5. Lagi-lagi, sebelum masuk boiler air mengalami beberapa proses pemanasan di HP (High Pressure) Heater. Setelah itu barulah air masuk boiler yang letaknya berada di lantai atas.
  6. Oke sampai disini air sudah masuk boiler. Penjelasa siklus air berhenti untuk sementara.
  7. Di Boiler inilah seperti yang dikatan tadi, terjadi proses memasak air agar menjadi uap. Untuk memasak air diperlukan api. Dan untuk membuat api diperlukan udara, panas dan bahan bakar.
  8. Bahan bakar dipompakan kedalam boiler melalui Fuel oil Pump. Bahan bakar PLTU bermacam-macam. Ada yang menggunakan minyak, minyak dan gas atau istilahnya dual firing dan batubara.
  9. Sedangkan udara di produksi oleh Force Draft Fan (FD Fan). FD Fan mengambil udara luar untuk membantu proses pembakaran di boiler. Dalam perjalananya menuju boiler, udara tersebut dinaikkan suhunya oleh air heater (pemanas udara) agar proses pembakaran bisa terjadi di boiler.
  10. Sekarang kembali ke siklus air. Setelah terjadi pembakaran, air mulai berubah wujud menjadi uap. Namun uap hasil pembakaran ini belum layak untuk memutar turbin, karena masih berupa uap jenuh atau uap yang masih mengandung kadar air. Kadar air ini berbahaya bagi turbin, karena dengan putaran hingga 3000 rpm, setitik air sanggup untuk membuat sudu-sudu turbin menjadi terkikis.
  11. Untuk menghilangkan kadar air itu, uap jenuh tersebut di keringkan di super heater sehingga uap yang dihasilkan menjadi uap kering. Uap kering ini yang digunakan untuk memutar turbin.
  12. Turbin berputar, otomastis generator akan berputar, karena berada pada satu poros. Generator inilah yang menghasilkan energi listrik. Pada generator terdapat medan magnet raksasa. Perputaran generator menghasilkan beda potensial pada magnet tersebut. Beda potensial inilah cikal bakal energi listrik.
  13. Energi listrik itu dikirimkan ke trafo untuk dirubah tegangannya dan kemudian disalurkan melalui saluran transmisi PLN.
  14. Uap kering yang digunakan untuk memutar turbin akan turun kembali ke lantai dasar. Uap tersebut mengalami proses kondensasi didalam kondensor sehingga pada akhirnya berubah wujud kembali menjadi air dan masuk kedalam hotwell.

Itulah uraian singkat dari siklus PLTU. Singkat atau panjang ya? He he he. Siklus PLTU ini adalah siklus tertutup yang idealnya tidak memerlukan lagi air jika memang kondisinya sudah mencukupi. Tetapi kenyataannya masih diperlukan banyak air penambah setiap hari. Hal ini mengindikasikan banyak sekali kebocoran di pipa-pipa saluran air maupun uap di dalam sebuah PLTU.

Mungkin ini dulu yang bisa aku jelaskan kali ini. Insha Allah jika gak males :D, lain kali akan coba di ceritakan tentang siklus jenis pembangkit lain yang ada di UP Muara Karang yakni PLTGU. Kalau ilmu sudah lumayan akan coba di bagi juga ilmu tentang peralatan-peralatan yang ada di unit seperti kondensor, Boiler, Turbin dan lain-lain

TUGAS PEMBANGKIT LISTRIK TURBIN REAKSI

A. PENDAHULUAN

Listrik seperti kita ketahui adalah bentuk energi sekunder yang paling praktis penggunaannya oleh manusia, di mana listrik dihasilkan dari proses konversi energi primer seperti batu bara, minyak bumi, gas, panas bumi, potensial air dan energi angin. Sistem pembangkitan listrik yang sudah umum digunakan adalah mesin generator tegangan AC, di mana penggerak utamanya bisa berjenis mesin turbin, mesin diesel atau mesin baling-baling.
Prinsip konversi energi dalam turbin sudah lama diketahui. Kira-kira 130 tahun sebelum masehi prinsip turbin reaksi sudah ditemukan oleh Aelopil Hero dari Aleksandria. Sedangkan untuk prinsip turbin impuls oleh Giovanni Branca pada tahun 1629. pada dasarnya proses konversi energi dalam turbin merupakan proses ekspansi, yaitu proses penurunan tekanan. Pada turbin reaksi proses ekspansi tersebut terjadi baik dalam sudu-sudu tetap (pengarah) yang terpasang pada rumah turbin yang tidak berputar, maupun dalam sudu-sudu gerak yang terpasang pada roda turbin yang berputar. Sedangkan pada turbin impuls proses ekspansi hanya terjadi dalam sudu-sudu tetap saja. Jadi boleh dikatakan bahwa turbin ditemukan lebih dahulu dari pada mesin torak. Perkembangannya memang lamban, karena pengetahuan tentang material belum memadai.

Turbin adalah mesin penggerak, dimana energi fluida kerja dipergunakan langsung untuk memutar roda turbin. Bagian turbin yang berputar dinamai stator atau rumah turbin. Roda turbin terletak di dalam rumah turbin dan roda turbin memutar poros daya yang menggerakkan generator listrik. Didalam turbin fluida kerja mengalami proses ekspansi, yaitu proses penurunan tekanan, dan mengalir secara kontinu. Fluida kerjanya dapat berupa air, uap air, atau gas.
Fluida kerja turbin meliputi Air, uap air, dan gas dapat digunakan sebagai fluida kerja turbin. Maka turbin diberi nama sesuai dengan jenis fluida kerjanya. Dengan demikian, turbin uap, turbin gas, dan turbin air berturut-turut adalah turbin dengan uap, gas, dan air sebagai fluida kerja.

B. DASAR TEORI
Pada roda turbin terdapat sudu dan fluida kerja mengalir melalui ruang di antara sudu tersebut. Apabila kemudian ternyata bahwa roda turbin dapat berputar, maka ada gaya yang bekerja pada sudu. Gaya tersebut timbul karena terjadinya perubahan momentum dari fluida kerja yang mengalir di antara sudu.
yang dianggap sangat efektif untuk menghasilkan gaya angkat (lift), gaya angkat tersebut karena gaya tekanan di bawah lebih besar daripada gaya tekanan di atas airfoil. Gaya angkat harus lebih besar atau sekurang-kurangnya sama dengan berat turbin dan porosnya, agar turbin dapat berputar dengan lebih ringan.

Dari gambar 2 terlihat bagian sudu–sudu turbin yang melingkar permukaan roda turbin. Karena sudu-sudu tersebut dapat bergerak bersama-sama dengan roda turbin, maka sudu tersebut dinamakan sudu gerak. Sebuah roda turbin bisa saja terdapat beberapa baris sudu gerak yang dipasang berurutan dalam arah aliran fluida kerja. Setiap baris sudu terdiri dari sudu yang disusun melingkar roda turbin, masing-masing dengan bentuk yang sama. Turbin dengan satu baris sudu gerak dinamai bertingkat tunggal. Sedangkan turbin dengan beberapa baris sudu gerak dinamai turbin bertingkat ganda. Proses fluida kerja mengalir melalui baris sudu yang pertama, kemudian baris kedua, ketiga dan seterusnya. Namun sebelum mengalir ke setiap baris sudu berikutnya, fluida kerja melalui baris sudu yang bersatu dengan rumah turbin. Maka karena sudu tersebut terakhir tidak berputar, sudu tersebut dinamakan sudu tetap, yang berfungsi mengarahkan aliran fluida kerja masuk kedalam sudu gerak berikutnya, bisa juga sebagai nosel

Dari segi pengubahan momentum fluida kerjanya, turbin di bagi menjadi dua golongan utama, yaitu turbin impuls dan reaksi.
1. Turbin impuls,
Adalah turbin dengan proses ekspansi dari fluida kerja (proses penurunan tekanan) hanya terjadi di dalam sudu-sudu tetapnya saja. Jadi diharapkan tidak terjadi penurunan tekanan di dalam sudu gerak, walaupun dalam prakteknya penurunan tekanan (kecil) di dalam sudu gerak tak dapat dihindarkan berhubung adanya gesekan, aliran turbulen, dan kerugian energi lainnya.
Jika sekarang kita bayangkan adanya sudu tenipar berlangsungnya penurunan-tekanan, maka sudu itu akan ada gaya reaksi yang bergerak pada arah yang berlawanan. Oleh karena sudu tenipar bukan merupakan reservoar uap, atau tempat dimana uap mempunyai kecepatan nol, sudu reaksi murni tidak ada. Sudu pada apa yang dinamakan turbin-reaksi sesungguhnya adalah sebagian impuls sebagian reaksi.
2. Turbin reaksi
Ialah turbin dengan proses ekspansi dari fluida kerja terjadi baik di dalam sudu tetap maupun gerak. Namun demikian ada kemungkinan sebuah turbin menggunakan sebuah roda turbin dengan baris sudu impuls dan reaksi
Jadi, turbin reaksi (reaction turbine) adalah turbin yang mempunyai barisan sudu tetap dan barisan sudu bergerak. Sudu tetapnya berfungsi sebagai nosel, sudu bergeraknya bergerak akibat impuls uap yang diterimanya (yang disebabkan oleh perubahan momentum) dan juga akibat ekspansi dan percepatan uap relatif terhadap sudu itu. Dengan kata lain sudu bergerak pun berfungsi sebagai nosel.
Istilah turbin reaksi masih digunakan walaupun pada kenyataannya tidak ada turbin reaksi murni. Beberapa penulis Eropa lebih suka memakai istilah turbin tekanan sama (equal-pressure turbine) untuk turbin impuls dan turbin tekanan tak sama (unequal-pressure turbine) untuk turbin reaksi.

Selengkapnya tugas ini yang berupa rumus dan keterangan adalah file makalah, bisa didownload dibawah ini

Untuk dapat melihat dan mendownload file skripsi lengkap yang dilampirkan pada setiap judul, anda harus menjadi special member, klik Register untuk menjadi free member di Indoskripsi.

KOORDINASI RELAI ARUS LEBIH DENGAN PENUTUP BALIK OTOMATIS PADA PENYULANG SUTM MOA GARDU INDUK SEPATAN PT. PLN (PERSERO) AJ TANGE

Pada kondisi tertentu untuk keperluan pemeliharaan atau perbaikan peralatan disuatu titik diperlukan perpindahan penyaluran tenaga listrik dari penyulang satu ke penyulang lainnya, untuk meminimalkan pemadaman. Kondisi yang sifatnya sementara ini tetap harus diperhitungkan koordinasi pengamannya, sehingga apabila terjadi gangguan dimanapun titiknya, kinerja pengaman jaringan akan tetap dipenuhi.
Salah satu gangguan yang sering kali terjadi adalah gangguan arus lebih, untuk mengatasi gangguan ini diperlukan suatu pengaman arus lebih OCR ( Over Current Relay). OCR tersebut akan dikoordinasikan dengan Penutup Balik Otomatis/PBO ( Recloser ), sehingga kerusakan peralatan akibat arus lebih dapat dihindari dan keandalan sistem tetap tinggi.

Dalam menyalurkan energi listrik dari gardu induk ke pelanggan (konsumen) diperlukan suatu sistem tenaga listrik yang handal, terutama dari sisi pemeliharaan yang bisa membebaskan sistem dari gangguan. Gangguan merupakan kendala terbesar dalam menyalurkan energi listrik ke pelanggan, karena dengan terjadinya gangguan, maka akan merugikan pelanggan. Oleh karena itu diperlukan suatu sistem yang handal untuk dapat mengurangi kemungkinan gangguan yang akan terjadi dan mengurangi resiko akibat dari terjadinya gangguan, khususnya pada jaringan distribusi.

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Dalam menyalurkan energi listrik dari gardu induk ke pelanggan (konsumen) diperlukan suatu sistem tenaga listrik yang handal, terutama dari sisi pemeliharaan yang bisa membebaskan sistem dari gangguan. Gangguan merupakan kendala terbesar dalam menyalurkan energi listrik ke pelanggan, karena dengan terjadinya gangguan, maka akan merugikan pelanggan. Oleh karena itu diperlukan suatu sistem yang handal untuk dapat mengurangi kemungkinan gangguan yang akan terjadi dan mengurangi resiko akibat dari terjadinya gangguan, khususnya pada jaringan distribusi.

SISTEM KENDALI FREKUENSI PEMBANGKIT LISTRIK BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89S51

abstraks:

Kebutuhan akan listrik semakin lama semakin meningkat sejalan dengan perkembangan teknologi elektronika dan informasi. Oleh karena itu, kualitas dari variabel energi listrik tersebut juga harus diperhatikan, terutama frekuensi. Terjadinya fluktuasi frekuensi akan berdampak buruk pada peralatan listrik konsumen. Frekuensi akan mengalami fluktuasi seiring dengan naik turunnya beban yang terpasang, efek penambahan beban pada sebuah generator yaitu terjadinya penurunan putaran generator dari keadaan sebelumnya, dan juga sebaliknya. Turunnya putaran ini akan mengakibatkan turunnya frekuensi, begitu juga halnya dengan penurunan beban akan terjadi kenaikan frekuensi. Dalam kesempatan ini penulis merancang suatu alat kendali yang dapat meminimalisir fluktuasi frekuensi yang terjadi seiring dengan naik turunnya beban pada sebuah pembangkit, dengan berbasiskan mikrokontroler AT89S51.

Kenaikan frekuensi akan berpengaruh pada penambahan tegangan listrik yang dihasilkan. Sasaran pertama untuk mengendalikan kestabilan kualitas energi adalah frekuensi. Setelah frekuensi berada pada titik stabil, dilanjutkan pada tegangan, secara teoritis dan perancangan, generator yang bekerja pada frekuensi 50 Hz sudah dapat menghasilkan tegangan sebesar 220 Volt, namun akibat adanya penambahan beban akan mengakibatkan penurunan tegangan yang cukup besar.

SISTEM KENDALI FREKUENSI PEMBANGKIT LISTRIK BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89S51

abstraks:

Kebutuhan akan listrik semakin lama semakin meningkat sejalan dengan perkembangan teknologi elektronika dan informasi. Oleh karena itu, kualitas dari variabel energi listrik tersebut juga harus diperhatikan, terutama frekuensi. Terjadinya fluktuasi frekuensi akan berdampak buruk pada peralatan listrik konsumen. Frekuensi akan mengalami fluktuasi seiring dengan naik turunnya beban yang terpasang, efek penambahan beban pada sebuah generator yaitu terjadinya penurunan putaran generator dari keadaan sebelumnya, dan juga sebaliknya. Turunnya putaran ini akan mengakibatkan turunnya frekuensi, begitu juga halnya dengan penurunan beban akan terjadi kenaikan frekuensi. Dalam kesempatan ini penulis merancang suatu alat kendali yang dapat meminimalisir fluktuasi frekuensi yang terjadi seiring dengan naik turunnya beban pada sebuah pembangkit, dengan berbasiskan mikrokontroler AT89S51.

Kenaikan frekuensi akan berpengaruh pada penambahan tegangan listrik yang dihasilkan. Sasaran pertama untuk mengendalikan kestabilan kualitas energi adalah frekuensi. Setelah frekuensi berada pada titik stabil, dilanjutkan pada tegangan, secara teoritis dan perancangan, generator yang bekerja pada frekuensi 50 Hz sudah dapat menghasilkan tegangan sebesar 220 Volt, namun akibat adanya penambahan beban akan mengakibatkan penurunan tegangan yang cukup besar.

SISTEM KENDALI FREKUENSI PEMBANGKIT LISTRIK BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89S51

abstraks:

Kebutuhan akan listrik semakin lama semakin meningkat sejalan dengan perkembangan teknologi elektronika dan informasi. Oleh karena itu, kualitas dari variabel energi listrik tersebut juga harus diperhatikan, terutama frekuensi. Terjadinya fluktuasi frekuensi akan berdampak buruk pada peralatan listrik konsumen. Frekuensi akan mengalami fluktuasi seiring dengan naik turunnya beban yang terpasang, efek penambahan beban pada sebuah generator yaitu terjadinya penurunan putaran generator dari keadaan sebelumnya, dan juga sebaliknya. Turunnya putaran ini akan mengakibatkan turunnya frekuensi, begitu juga halnya dengan penurunan beban akan terjadi kenaikan frekuensi. Dalam kesempatan ini penulis merancang suatu alat kendali yang dapat meminimalisir fluktuasi frekuensi yang terjadi seiring dengan naik turunnya beban pada sebuah pembangkit, dengan berbasiskan mikrokontroler AT89S51.

Kenaikan frekuensi akan berpengaruh pada penambahan tegangan listrik yang dihasilkan. Sasaran pertama untuk mengendalikan kestabilan kualitas energi adalah frekuensi. Setelah frekuensi berada pada titik stabil, dilanjutkan pada tegangan, secara teoritis dan perancangan, generator yang bekerja pada frekuensi 50 Hz sudah dapat menghasilkan tegangan sebesar 220 Volt, namun akibat adanya penambahan beban akan mengakibatkan penurunan tegangan yang cukup besar.

IMT-2000 sebagai layanan telekomunikasi bergerak generasi ketiga

IMT-2000 yang akan memiliki bit rate 2 Mbps dan bekerja pada frekuensi 2 GHz nantinya diharapkan akan menjadi sistem yang dapat memenuhi layanan komunikasi bergerak pada tahun-tahun mendatang. Dalam Tugas Akhir ini akan dibahas mengenai keunggulan dan kekurangan sistem IMT-2000 dari sistem generasi kedua.

Permintaan untuk layanan komunikasi bergerak pada saat ini semakin lama dirasakan semakin bertambah Untuk dapat memenuhi tuntutan kebutuhan pengguna dimasa yang akan datang yang semakin berkembang, diperlukan sebuah standar global dalam bidang komunikasi bergerak. Saat ini spesifikasi dan standar bagi generasi ketiga dari teknologi wireless dikenal sebagai International Mobile Telecommunication-2000 (IMT-2000).

BAB I
PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang Pemilihan Judul
Sekarang ini kebutuhan untuk berkomunikasi menjadi suatu hal yang sangat dibutuhkan bagi setiap orang. Kebutuhan akan pelayanan telekomunikasi akan semakin meningkat dikarenakan tuntutan kebutuhan pengguna dimasa depan yang semakin meningkat pula, namun yang pasti kebutuhan fasilitas suara masih merupakan kebutuhan yang utama bagi para pengguna jasa telekomunikasi.

.


SEBAGIAN DARI PEMBANGKIT LISTRIK

  • RASCAL STREET COMUNITY Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi adalah Pembangkit Listrik (Power

Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi generator) yang menggunakan Panas bumi (Geothermal) sebagai energi penggeraknya. Indonesia dikaruniai sumber panas bumi yang berlimpah karena banyaknya gunung berapi di indonesia, dari pulau-pulau besar yang ada, hanya pulau Kalimantan saja yang tidak mempunyai potensi panas bumi.

Untuk membangkitkan listrik dengan panas bumi dilakukan dengan mengebor tanah di daerah yang berpotensi panas bumi untuk membuat lubang gas panas yang akan dimanfaatkan untuk memanaskan ketel uap (boiler) sehingga uapnya bisa menggerakkan turbin uap yang tersambung ke Generator.

Untuk panas bumi yang mempunyai tekanan tinggi, dapat langsung memutar turbin generator, setelah uap yang keluar dibersihkan terlebih dahulu. Pembangkit listrik tenaga panas bumi termasuk sumber Energi terbaharui.

Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi adalah Pembangkit Listrik (Power

Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi generator) yang menggunakan Panas bumi (Geothermal) sebagai energi penggeraknya. Indonesia dikaruniai sumber panas bumi yang berlimpah karena banyaknya gunung berapi di indonesia, dari pulau-pulau besar yang ada, hanya pulau Kalimantan saja yang tidak mempunyai potensi panas bumi.

Untuk membangkitkan listrik dengan panas bumi dilakukan dengan mengebor tanah di daerah yang berpotensi panas bumi untuk membuat lubang gas panas yang akan dimanfaatkan untuk memanaskan ketel uap (boiler) sehingga uapnya bisa menggerakkan turbin uap yang tersambung ke Generator.

Untuk panas bumi yang mempunyai tekanan tinggi, dapat langsung memutar turbin generator, setelah uap yang keluar dibersihkan terlebih dahulu. Pembangkit listrik tenaga panas bumi termasuk sumber Energi terbaharui.

Pembangkit Listrik Tenaga Air

Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) adalah pembangkit listrik yang mengandalkan energi potensial dan kinetik dari air untuk menghasilkan energi listrik. Energi listrik yang dibangkitkan dari ini biasa disebut sebagai hidroelektrik.

Bentuk utama dari pembangkit listrik jenis ini adalah motor yang dihubungkan ke turbin yang digerakkan oleh tenaga kinetik dari air. Namun, secara luas, pembangkit listrik tenaga air tidak hanya terbatas pada air dari sebuah waduk atau air terjun, melainkan juga meliputi pembangkit listrik yang menggunakan tenaga air dalam bentuk lain seperti tenaga ombak.





Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir

Sebuah Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir. Reaktor nuklir di kungkung dalam containment building silindris.

Sebuah Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir. Reaktor nuklir di kungkung dalam containment building silindris.

Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) adalah stasiun pembangkit listrik thermal di mana panas yang dihasilkan diperoleh dari satu atau lebih reaktor nuklir pembangkit listrik.

PLTN termasuk dalam pembangkit daya base load, yang dapat bekerja dengan baik ketika daya keluarannya konstan (meskipun boiling water reactor dapat turun hingga setengah dayanya ketika malam hari). Daya yang dibangkitkan per unit pembangkit berkisar dari 40 MWe hingga 1000 MWe. Unit baru yang sedang dibangun pada tahun 2005 mempunyai daya 600-1200 MWe.

Hingga tahun 2005 terdapat 443 PLTN berlisensi di dunia [1], dengan 441 diantaranya beroperasi di 31 negara yang berbeda [2]. Keseluruhan reaktor tersebut menyuplai 17% daya listrik dunia.



[sunting] Sejarah

Reaktor nuklir yang pertama kali membangkitkan listrik adalah stasiun pembangkit percobaan EBR-I pada 20 Desember 1951 di dekat Arco, Idaho, Amerika Serikat. Pada 27 Juni 1954, PLTN pertama dunia yang menghasilkan listrik untuk jaringan listrik (power grid) mulai beroperasi di Obninsk, Uni Soviet [3]. PLTN skala komersil pertama adalah Calder Hall di Inggris yang dibuka pada 17 Oktober 1956 [4].

Untuk informasi sejarah lebih lanjut, lihat reaktor nuklir dan daya nuklir.

[sunting] Jenis-jenis PLTN

PLTN dikelompokkan berdasarkan jenis reaktor yang digunakan. Tetapi ada juga PLTN yang menerapkan unit-unit independen, dan hal ini bisa menggunakan jenis reaktor yang berbeda. Sebagai tambahan, beberapa jenis reaktor berikut ini, di masa depan diharapkan mempunyai sistem keamanan pasif.

[sunting] Reaktor Fisi

Reaktor daya fisi membangkitkan panas melalui reaksi fisi nuklir dari isotop fissil uranium dan plutonium.

Selanjutnya reaktor daya fissi dikelompokkan lagi menjadi:

  • Reaktor thermal menggunakan moderator neutron untuk melambatkan atau me-moderate neutron sehingga mereka dapat menghasilkan reaksi fissi selanjutnya. Neutron yang dihasilkan dari reaksi fissi mempunyai energi yang tinggi atau dalam keadaan cepat, dan harus diturunkan energinya atau dilambatkan (dibuat thermal) oleh moderator sehingga dapat menjamin kelangsungan reaksi berantai. Hal ini berkaitan dengan jenis bahan bakar yang digunakan reaktor thermal yang lebih memilih neutron lambat ketimbang neutron cepat untuk melakukan reaksi fissi.

  • Reaktor cepat menjaga kesinambungan reaksi berantai tanpa memerlukan moderator neutron. Karena reaktor cepat menggunkan jenis bahan bakar yang berbeda dengan reaktor thermal, neutron yang dihasilkan di reaktor cepat tidak perlu dilambatkan guna menjamin reaksi fissi tetap berlangsung. Boleh dikatakan, bahwa reaktor thermal menggunakan neutron thermal dan reaktor cepat menggunakan neutron cepat dalam proses reaksi fissi masing-masing.

  • Reaktor subkritis menggunakan sumber neutron luar ketimbang menggunakan reaksi berantai untuk menghasilkan reaksi fissi. Hingga 2004 hal ini hanya berupa konsep teori saja, dan tidak ada purwarupa yang diusulkan atau dibangun untuk menghasilkan listrik, meskipun beberapa laboratorium mendemonstrasikan dan beberapa uji kelayakan sudah dilaksanakan.

[sunting] Reaktor thermal

(Daya listrik yang ditampilkan adalah daya listrik maksimum, tanggal yang ditampilkan adalah tanggal ketika reaktor mencapai kritis pertama kali, dan ketika reaktor kritis untuk teakhir kali bila reaktor tersebut sudah di dekomisi (decommissioned). Fusi nuklir menawarkan kemungkinan pelepasan energi yang besar dengan hanya sedikit limbah radioaktif yang dihasilkan serta dengan tingkat keamanan yang lebih baik. Namun demikian, saat ini masih terdapat kendal-kendala bidang keilmuan, teknik dan ekonomi yang menghambat penggunaan energi fusi guna pembangkitan listrik. Hal ini masih menjadi bidang penelitian aktif dengan skala besar seperti dapat dilihat di JET, ITER, dan Z machine.

[sunting] Keuntungan dan kekurangan

Keuntungan PLTN dibandingkan dengan pembangkit daya utama lainnya adalah:

  • Tidak menghasilkan emisi gas rumah kaca (selama operasi normal) - gas rumah kaca hanya dikeluarkan ketika Generator Diesel Darurat dinyalakan dan hanya sedikit menghasilkan gas)

  • Tidak mencemari udara - tidak menghasilkan gas-gas berbahaya sepert karbon monoksida, sulfur dioksida, aerosol, mercury, nitrogen oksida, partikulate atau asap fotokimia

  • Sedikit menghasilkan limbah padat (selama operasi normal)

  • Biaya bahan bakar rendah - hanya sedikit bahan bakar yang diperlukan

  • Ketersedian bahan bakar yang melimpah - sekali lagi, karena sangat sedikit bahan bakar yang diperlukan


Senin, 21 April 2008

LISTRIK AND BATERAI

Rendika Agus S.
1 PB A
Listrik adalah kondisi dari partikel subatomik tertentu, seperti elektron dan proton yang menyebabkan penarikan dan penolakan gaya di antaranya.
Bersama dengan magnetisme, listrik membentuk interaksi fundamental yang dikenal sebagai elektromagnetisme listrik memungkinkan terjadinya banyak fenomena fisika yang dikenal luas seperti petir, medan listrik dan arus listrik. Listrik digunakan dengan luas di dalam aplikasi-aplikasi seperti elektronik dan tenaga listrik.
Alessandro Giuseppe Antonio Anastasio Volta (1745-1827) adalah penemu baterai pertama kali. Sekitar tahun 1800, ia menemukan baterai basah pertama yang dinamakan Voltaic Pile (Alat Volta). Alat Volta terdiri dari 2 keping logam bundar, tembaga dan seng, di antara dua logam ini diisi lembar kertas/ karton berbentuk bundar. Kertas/ karton ini dibasahi air garam. Pada bagian atas dan bawah keping logam dipasang kabel tembaga. Ketika volta menutup sirkuit, listrik pun mengalir melalui tumpukan ini. Tiap keping logam membentuk sel Volta. Sel Volta adalah sel listrik terdiri dari 2 pelat logam yang tak sama dan dihubungkan tanpa bersinggungan.

PEMBANGKIT LISTRIK

BY: AHMAD NUR ROKHIM

Pembangkit listrik adalah suatu rangkaian alat atau mesin yang merubah energi mekanikal untuk menghasilkan energi listrik, biasanya rangkaian alat itu terdiri dari Turbin dan Generator Listrik. Fungsi dari Turbin adalah untuk memutar Rotor dari Generator Listrik, sehingga dari putaran Rotor itu dihasilkanlah energi listrik. Listrik yang dihasilkan dinaikkan dulu voltasenya menjadi 150 KV s/d 500 KV melalui Trafo Step Up. Penaikan tegangan ini berfungsi untuk mengurangi kerugian akibat hambatan pada kawat penghantar sela proses transmisi. Dengan tegangan yang ekstra tinggi maka arus yang mengalir pada kawat penghantar menjadi kecil.

Tegangan yang sudah dinaikkan kemudian ditransmisikan melalui jaringan Saluran Udara Ekstra Tinggi (SUTET) ke Gardu Induk/GI, untuk diturunkan voltasenya menjadi tegangan menengah 20 KV,kemudian tegangan menengah disalurkan melalui Jaringan Tegangan Menengah (JTM),ke Trafo-trafo Distribusi.Di trafo-trafo distribusi voltasenya diturunkan dari 20 KV menjadi 220 volt dari trafo-trafo distribusi disalurkan melalui Jaringan Tegangan Rendah (JTR) ke Pelanggan Listrik.

MACAM -MACAM PEMBANGKIT LISTRIK

1.PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR

Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) adalah pembangkit listrik yang mengandalkan energi potensial dan kinetik dari air untuk menghasilkan energi listrik. Energi listrik yang dibangkitkan dari ini biasa disebut sebagai hidroelektrik.

Bentuk utama dari pembangkit listrik jenis ini adalah motor yang dihubungkan ke turbin yang digerakkan oleh tenaga kinetik dari air. Namun, secara luas, pembangkit listrik tenaga air tidak hanya terbatas pada air dari sebuah waduk atau air terjun, melainkan juga meliputi pembangkit listrik yang menggunakan tenaga air dalam bentuk lain seperti tenaga ombak.

2.PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA NUKLIR

Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) adalah stasiun pembangkit listrik thermal di mana panas yang dihasilkan diperoleh dari satu atau lebih reaktor nuklir pembangkit listrik.

PLTN termasuk dalam pembangkit daya base load, yang dapat bekerja dengan baik ketika daya keluarannya konstan (meskipun boiling water reactor dapat turun hingga setengah dayanya ketika malam hari). Daya yang dibangkitkan per unit pembangkit berkisar dari 40 MWe hingga 1000 MWe. Unit baru yang sedang dibangun pada tahun 2005 mempunyai daya 600-1200 MWe.

Hingga tahun 2005 terdapat 443 PLTN berlisensi di dunia [1], dengan 441 diantaranya beroperasi di 31 negara yang berbeda [2]. Keseluruhan reaktor tersebut menyuplai 17% daya listrik dunia.

Jenis-jenis PLTN :

PLTN dikelompokkan berdasarkan jenis reaktor yang digunakan. Tetapi ada juga PLTN yang menerapkan unit-unit independen, dan hal ini bisa menggunakan jenis reaktor yang berbeda. Sebagai tambahan, beberapa jenis reaktor berikut ini, di masa depan diharapkan mempunyai sistem keamanan pasif.

Reaktor Fisi

Reaktor daya fisi membangkitkan panas melalui reaksi fisi nuklir dari isotop fissil uranium dan plutonium.

Selanjutnya reaktor daya fissi dikelompokkan lagi menjadi:

  • Reaktor thermal menggunakan moderator neutron untuk melambatkan atau me-moderate neutron sehingga mereka dapat menghasilkan reaksi fissi selanjutnya. Neutron yang dihasilkan dari reaksi fissi mempunyai energi yang tinggi atau dalam keadaan cepat, dan harus diturunkan energinya atau dilambatkan (dibuat thermal) oleh moderator sehingga dapat menjamin kelangsungan reaksi berantai. Hal ini berkaitan dengan jenis bahan bakar yang digunakan reaktor thermal yang lebih memilih neutron lambat ketimbang neutron cepat untuk melakukan reaksi fissi.
  • Reaktor cepat menjaga kesinambungan reaksi berantai tanpa memerlukan moderator neutron. Karena reaktor cepat menggunkan jenis bahan bakar yang berbeda dengan reaktor thermal, neutron yang dihasilkan di reaktor cepat tidak perlu dilambatkan guna menjamin reaksi fissi tetap berlangsung. Boleh dikatakan, bahwa reaktor thermal menggunakan neutron thermal dan reaktor cepat menggunakan neutron cepat dalam proses reaksi fissi masing-masing.
  • Reaktor subkritis menggunakan sumber neutron luar ketimbang menggunakan reaksi berantai untuk menghasilkan reaksi fissi. Hingga 2004 hal ini hanya berupa konsep teori saja, dan tidak ada purwarupa yang diusulkan atau dibangun untuk menghasilkan listrik, meskipun beberapa laboratorium mendemonstrasikan dan beberapa uji kelayakan sudah dilaksanakan.

Reaktor thermal


Reaktor cepat

Meski reaktor nuklir generasi awal berjenis reaktor cepat, tetapi perkembangan reaktor nuklir jenis ini kalah dibandingkan dengan reaktor thermal.

Keuntungan reaktor cepat diantaranya adalah siklus bahan bakar nuklir yang dimilikinya dapat menggunakan semua uranium yang terdapat dalam urainum alam, dan juga dapat mentransmutasikan radioisotop yang tergantung di dalam limbahnya menjadi material luruh cepat. Dengan alasan ini, sebenarnya reaktor cepat secara inheren lebih menjamin kelangsungan ketersedian energi ketimbang reaktor thermal. Lihat juga reaktor fast breeder. Karena sebagian besar reaktor cepat digunakan untuk menghasilkan plutonium, maka reaktor jenis ini terkait erat dengan proliferasi nuklir.

Lebih dari 20 purwarupa (prototype) reaktor cepat sudah dibangun di Amerika Serikat, Inggris, Uni Sovyet, Perancis, Jerman, Jepang, India, dan hingga 2004 1 unit reaktor sedang dibangun di China. Berikut beberapa reaktor cepat di dunia:

(Daya listrik yang ditampilkan adalah daya listrik maksimum, tanggal yang ditampilkan adalah tanggal ketika reaktor mencapai kritis pertama kali, dan ketika reaktor kritis untuk teakhir kali bila reaktor tersebut sudah di dekomisi (decommissioned).

Reaktor Fusi

Artikel utama: daya fusi

Fusi nuklir menawarkan kemungkinan pelepasan energi yang besar dengan hanya sedikit limbah radioaktif yang dihasilkan serta dengan tingkat keamanan yang lebih baik. Namun demikian, saat ini masih terdapat kendal-kendala bidang keilmuan, teknik dan ekonomi yang menghambat penggunaan energi fusi guna pembangkitan listrik. Hal ini masih menjadi bidang penelitian aktif dengan skala besar seperti dapat dilihat di JET, ITER, dan Z machine.

Keuntungan dan kekurangan

Keuntungan PLTN dibandingkan dengan pembangkit daya utama lainnya adalah:

  • Tidak menghasilkan emisi gas rumah kaca (selama operasi normal) - gas rumah kaca hanya dikeluarkan ketika Generator Diesel Darurat dinyalakan dan hanya sedikit menghasilkan gas)
  • Tidak mencemari udara - tidak menghasilkan gas-gas berbahaya sepert karbon monoksida, sulfur dioksida, aerosol, mercury, nitrogen oksida, partikulate atau asap fotokimia
  • Sedikit menghasilkan limbah padat (selama operasi normal)
  • Biaya bahan bakar rendah - hanya sedikit bahan bakar yang diperlukan
  • Ketersedian bahan bakar yang melimpah - sekali lagi, karena sangat sedikit bahan bakar yang diperlukan
  • Baterai nuklir - (lihat SSTAR)

Berikut ini berberapa hal yang menjadi kekurangan PLTN:

3 PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA BUMI

Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi adalah Pembangkit Listrik (Power generator) yang menggunakan Panas bumi (Geothermal) sebagai energi penggeraknya. Indonesia dikaruniai sumber panas bumi yang berlimpah karena banyaknya gunung berapi di indonesia, dari pulau-pulau besar yang ada, hanya pulau Kalimantan saja yang tidak mempunyai potensi panas bumi.

Untuk membangkitkan listrik dengan panas bumi dilakukan dengan mengebor tanah di daerah yang berpotensi panas bumi untuk membuat lubang gas panas yang akan dimanfaatkan untuk memanaskan ketel uap (boiler) sehingga uapnya bisa menggerakkan turbin uap yang tersambung ke Generator.

Untuk panas bumi yang mempunyai tekanan tinggi, dapat langsung memutar turbin generator, setelah uap yang keluar dibersihkan terlebih dahulu. Pembangkit listrik tenaga panas bumi termasuk sumber Energi terbaharui.

4 PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN

Turbin angin adalah kincir angin yang digunakan untuk membangkitkan tenaga listrik. Turbin angin ini pada awalnya dibuat untuk mengakomodasi kebutuhan para petani dalam melakukan penggilingan padi, keperluan irigasi, dll. Turbin angin terdahulu banyak dibangun di Denmark, Belanda, dan negara-negara Eropa lainnya dan lebih dikenal dengan Windmill.

Kini turbin angin lebih banyak digunakan untuk mengakomodasi kebutuhan listrik masyarakat, dengan menggunakan prinsip konversi energi dan menggunakan sumber daya alam yang dapat diperbaharui yaitu angin. Walaupun sampai saat ini pembangunan turbin angin masih belum dapat menyaingi pembangkit listrik konvensonal(Co: PLTD,PLTU,dll), turbin angin masih lebih dikembangkan oleh para ilmuwan karena dalam waktu dekat manusia akan dihadapkan dengan masalah kekurangan sumber daya alam tak terbaharui(Co : batubara, minyak bumi) sebagai bahan dasar untuk membangkitkan listrik.

Perhitungan daya yang dapat dihasilkan oleh sebuah turbin angin dengan diameter kipas r adalah :

P = \frac{1}{2}\rho\pi R^2 v^3 dimana ρ adalah kerapatan angin pada waktu tertentu dan v adalah kecepatan angin pada waktu tertentu.

umumnya daya efektif yang dapat dipanen oleh sebuah turbin angin hanya sebesar 20%-30%. Jadi rumus diatas dapat dikalikan dengan 0,2 atau 0,3 untuk mendapatkan hasil yang cukup eksak.

Jenis turbin angin ada 2, yaitu :

  1. Turbin angin sumbu horizontal(Darrieus wind turbine)
  2. Turbin angin sumbu tegak


Prinsip dasar kerja dari turbin angin adalah mengubah energi mekanis dari angin menjadi energi putar pada kincir, lalu putaran kincir digunakan untuk memutar generator, yang akhirnya akan menghasilkan listrik.

Sebenarnya prosesnya tidak semudah itu, karena terdapat berbagai macam sub-sistem yang dapat meningkatkan safety dan efisiensi dari turbin angin, yaitu :

1. Gearbox
Alat ini berfungsi untuk mengubah putaran rendah pada kincir menjadi putaran tinggi. Biasanya Gearbox yang digunakan sekitar 1:60.

2. Brake System
Digunakan untuk menjaga putaran pada poros setelah gearbox agar bekerja pada titik aman saat terdapat angin yang besar. Alat ini perlu dipasang karena generator memiliki titik kerja aman dalam pengoperasiannya. Generator ini akan menghasilkan energi listrik maksimal pada saat bekerja pada titik kerja yang telah ditentukan. Kehadiran angin diluar diguaan akan menyebabkan putaran yang cukup cepat pada poros generator, sehingga jika tidak diatasi maka putaran ini dapat merusak generator. Dampak dari kerusakan akibat putaran berlebih diantaranya : overheat, rotor breakdown, kawat pada generator putus, karena tidak dapat menahan arus yang cukup besar.

3. Generator
Ini adalah salah satu komponen terpenting dalam pembuatan sistem turbin angin. Generator ini dapat mengubah energi gerak menjadi energi listrik. Prinsip kerjanya dapat dipelajari dengan menggunakan teori medan elektromagnetik. Singkatnya, (mengacu pada salah satu cara kerja generator) poros pada generator dipasang dengan material ferromagnetik permanen. Setelah itu disekeliling poros terdapat stator yang bentuk fisisnya adalah kumparan-kumparan kawat yang membentuk loop. Ketika poros generator mulai berputar maka akan terjadi perubahan fluks pada stator yang akhirnya karena terjadi perubahan fluks ini akan dihasilkan tegangan dan arus listrik tertentu. Tegangan dan arus listrik yang dihasilkan ini disalurkan melalui kabel jaringan listrik untuk akhirnya digunakan oleh masyarakat. Tegangan dan arus listrik yang dihasilkan oleh generator ini berupa AC(alternating current) yang memiliki bentuk gelombang kurang lebih sinusoidal.

4. Penyimpan energi
Karena keterbatasan ketersediaan akan energi angin (tidak sepanjang hari angin akan selalu tersedia) maka ketersediaan listrik pun tidak menentu. Oleh karena itu digunakan alat penyimpan energi yang berfungsi sebagai back-up energi listrik. Ketika beban penggunaan daya listrik masyarakat meningkat atau ketika kecepatan angin suatu daerah sedang menurun, maka kebutuhan permintaan akan daya listrik tidak dapat terpenuhi. Oleh karena itu kita perlu menyimpan sebagian energi yang dihasilkan ketika terjadi kelebihan daya pada saat turbin angin berputar kencang atau saat penggunaan daya pada masyarakat menurun. Penyimpanan energi ini diakomodasi dengan menggunakan alat penyimpan energi. Contoh sederhana yang dapat dijadikan referensi sebagai alat penyimpan energi listrik adalah aki mobil. Aki mobil memiliki kapasitas penyimpanan energi yang cukup besar. Aki 12 volt, 65 Ah dapat dipakai untuk mencatu rumah tangga (kurang lebih) selama 0.5 jam pada daya 780 watt.

Kendala dalam menggunakan alat ini adalah alat ini memerlukan catu daya DC(Direct Current) untuk meng-charge/mengisi energi, sedangkan dari generator dihasilkan catu daya AC(Alternating Current). Oleh karena itu diperlukan rectifier-inverter untuk mengakomodasi keperluan ini. Rectifier-inverter akan dijelaskan berikut.

5. Rectifier-inverter
Rectifier berarti penyearah. Rectifier dapat menyearahkan gelombang sinusodal(AC) yang dihasilkan oleh generator menjadi gelombang DC. Inverter berarti pembalik. Ketika dibutuhkan daya dari penyimpan energi(aki/lainnya) maka catu yang dihasilkan oleh aki akan berbentuk gelombang DC. Karena kebanyakan kebutuhan rumah tangga menggunakan catu daya AC , maka diperlukan inverter untuk mengubah gelombang DC yang dikeluarkan oleh aki menjadi gelombang AC, agar dapat digunakan oleh rumah tangga.